ASSALAMU’ALAIKUM
WR. WB
Apa
kabar semua? Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah swt. Dan
senantiasa dilindungi-Nya. Amiiin….
A.
PENDAHULUAN
Setelah kita mempelajari pengertian subnetting dengan baik, kini saatnya kita mempelajari tentang cara perhitungan subnetting.
Setelah kita mempelajari pengertian subnetting dengan baik, kini saatnya kita mempelajari tentang cara perhitungan subnetting.
- Pengertian
Subnetting adalah cara memecahkan satu saringan menjadi beberapa sub jaringan.
-
Latar BelakangIngin membantu mereka yang belum mengetahui tentang cara perhitungan subnetting
-
Maksud dan TujuanAgar memudahkan orang lain mempelajari dan memahami tentang cara perhitungan subnetting.
B. URAIAN MATERI
Ada 2 bentuk notasi subnet, notasi standar dan CIDR(Classless
Internet Domain Routing) notasi. Kedua versi ini menggunakan alamat
dasar (alamat jaringan) untuk menentukan titik awal jaringan.
Perhitungan
subnetting bisa dilakukan denan dua cara, yaitu cara binary yang
relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pertanyaan tentang
perhitungn subnetting berkisar di empat masalah : jumlah subnet,
jumlah host per subnet, blok subnet, dan alamat host-broadcast.
Penulisan
IP Address umumnya adalah 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis
dengan 192.168.1.2/24, mengapa demikian? Itu artinya bahwa IP address
192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binary 1.
Atau dengan kata lain, subnet masknya :
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini
disebut dengan CIDR(Classless Inter-Domain Routing) yang pertama kali
diperkenalkan oleh IEFT pada tahun 1992.
Subnet
mask yang bisa digunakan untuk subnetting :
Subnet Mask | Nilai CIDR | Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.128.0.0 | /9 | 255.255.140.0 | /20 |
255.192.0.0 | /10 | 255.255.248.0 | /21 |
255.224.0.0 | /11 | 255.255.252.0 | /22 |
255.240.0.0 | /12 | 255.255.254.0 | /23 |
255.248.0.0 | /13 | 255.255.255.0 | /24 |
255.252.0.0 | /14 | 255.155.255.128 | /25 |
255.254.0.0 | /15 | 255.255.255.192 | /26 |
255.255.0.0 | /16 | 255.255.255.224 | /27 |
255.255.128.0 | /17 | 255.255.255.240 | /28 |
255.255.192.0 | /18 | 255.255.255.248 | /29 |
255.255.224.0 | /19 | 255.255.255.252 | /30 |
Subnetting pada
IP Address kelas C
Pada alamat kelas C, hanya tersedia 8 bit untuk mendefinisikan host.
CIDR /25 sampai /32. Subnet mask kelas C yang mungkin adalah :
Binary;Desimal;Singkatan
10000000; 128; /25 (tidak valid)
11000000; 192; /26
11100000; 224; /27
11110000; 240; /28
11111000; 248; /29
11111100; 252; /30
11111110; 254; /31 (tidak valid)
Contoh perhitungan subnetting :
Subnetting dengan Network Address 192.168.1.0/26
Analisa : 192.168.1.0 berarti kelas C dengan subnet mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan :
1. Jumlah Subnet=22, dimana x adalah banyaknya binari 1
pada oktet terakhir subnet mask. Jadi jumlah subnet adalah 22=4
subnet
2. Jumlah Host per subnet=2y-2, dimana y adalah kebalikan dari x
yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host
per subnet adalah 26-2=62 host
3. Blok Subnet=256-192(nilai oktet terakhir subnet mask)=64. Subnet
berikutnya adalah 64+64=128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya
adalah 0, 64, 128, 192.
4. Host dan Broadcast yang valid.
Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet | 192.168.1.0 | 192.168.1.64 | 192.168.1.128 | 192.168.1.192 |
Host Pertama | 192.168.1.1 | 192.168.1.65 | 192.168.1.129 | 192.168.1.193 |
Host Terakhir | 192.168.1.62 | 192.168.1.126 | 192.168.1.190 | 192.168.1.254 |
Broadcast | 192.168.1.63 | 192.168.1.127 | 192.168.1.191 | 192.168.1.255 |
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah :
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
Subnetting pada
IP Address Kelas B
CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C,
hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan
seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR
/25 sampai /30(kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet
keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan meju (coeunter)
dari 0,1,2,3, dst.
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.128.0 | /17 |
255.255.192.0 | /18 |
255.255.224.0 | /19 |
255.255.240.0 | /20 |
255.255.248.0 | /21 |
255.255.252.0 | /22 |
255.255.254.0 | /23 |
255.255.255.0 | /24 |
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
Kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita
mulai dari yang menggunakan subney mask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa : 172.16.0.0 brarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan :
1. Jumlah Subnet=2x, dimana x adalah banyaknya binari 1
pada oktet terakhir. Jadi jumlah subnet adalah 22=4
subnet.
2. Jumlah Host per Subnet=2y-y, diman y adalah kebalikan dari x,
yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per
subnet adalah 214-2=16.382 host.
3. Blok Subnet=256-192=64. Subnet berikutnya adalah 64+64=128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0,64,128,192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid.
Subnet Mask | 172.16.0.0 | 172.16.64.0 | 172.16.128.0 | 172.16.192.0 |
Host Pertama | 172.16.0.1 | 172.16.64.1 | 172.16.128.1 | 172.16.192.1 |
Host Terakhir | 172.16.63.254 | 172.16.127.254 | 172.16.191.154 | 172.16.255.54 |
Broadcast | 172.16.63.255 | 172.16.127.255 | 172.16.191.255 | 172.16.255.255 |
Kita coba menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network
address 172.16.0.0/25.
Analisa : 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan subnet mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan :
1. Jumlah Host= 29=512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet=27-2=126 host
3. Blok Subnet=256-128=128. Jadi lengkapnya adalah (0,128)
4. Alamat host dan broadcast yang valid.
Subnet | 172.16.0.0 | 172.16.0.128 | 172.16.1.0 | ... | 172.16.255.128 |
Host Pertama | 172.16.0.1 | 172.16.0.129 | 172.16.1.1 | ... | 172.16.255.129 |
Host Terakhir | 172.16.0.126 | 172.16.0.254 | 172.16.1.126 | ... | 172.16.255.254 |
Broadcast | 172.16.0.127 | 172.16.0.255 | 172.16.1.127 | ... | 172.16.255.255 |
Subnetting pada
IP Address Class A
Pada Class A, konsepnya semua sama. Perbedaannya adalah di OKTET mana
kita mainkan blok subnet. Kemudian subnet mask yang bisa digunkan
untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai
/30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa : 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan subnet nask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Perhitungan :
1. Jumlah Subnet=28=256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet=216-2=65534 host
3. Blok subnet=256-255=1. Jadi subnet lengkapnya : 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid.
Subnet
|
10.0.0.0 | 10.1.0.0 | ... | 10.254.0.0 | 10.255.0.0 |
Host Pertama | 10.0.0.1 | 10.1.0.1 | ... | 10.254.0.1 | 10.255.0.1 |
Host Terakhir | 10.0.255.254 | 10.1.255.254 | ... | 10.254.255.254 | 10.255.255.254 |
Broadcast | 10.0.255.255 | 10.1.255.255 | ... | 10.254.255.255 | 10.255.255.255 |
C. KESIMPULAN
Semua penghitungan subnet berasumsikan bahwa IP-Subnet-Zeroes (dan
IP Subnet-Ones) dihitung secara default.
D. REFERENSI DAN DAFTAR PUSTAKA
Cukup sampai sini blog saya pada kesempatan kali ini, sampai jumpa di blog yang selanjutnya. Semoga bermanfaatb :):):)
WASSALAMU'ALAIKUM WR. WB
0 komentar:
Posting Komentar